PENGUKURAN DENGAN MENGGUNAKAN OSILOSKOP



OSILOSKOP

Osiloskop adalah suatu alat yang menampilkan sinyal yang diumpankan dari pembangkit sinyal. Pembangkit sinyal ini dapat berupa function generator dan signal generator. Osiloskop yang dibuat pada tahun 1980-an dan tahun 1990-an memiliki karakteristik bersifat analog. Osiloskop yang dibuat di tahun 2000-an keatas memiliki karakteristik bersifat digital.
Perbedaan dari osiloskop analog dan osiloskop digital adalah tampilan layar, fitur tampilan, nilai pembagian (diversion-div), jumlah kanal masukan, ukuran dan bobot osiloskop.

Pada Osiloskop analog umumnya memiliki :
  •  2 kanal masukan (input)
  •  1 jenis warna untuk pembacaan dari 2 kanal masukan
  •  Pembacaan diversi sinyal lebih banyak
  •  Fitur tampilan lebih sedikit sehingga ketelitian mengukur sinyal kurang baik
  •  Ukurannya besar
  •   Bobotnya berat

Pada Osiloskop digital memiliki :
  • 4 kanal masukan
  • 4 jenis warna untuk tiap kanal masukan
  • Pembacaan diversi sinyal lebih sedikit
  • Fitur tampilan lebih banyak sehingga ketelitian mengukur sinyal lebih baik
  •  Ukurannya lebih kecil
  • Bobotnya ringan


Osiloskop menampilkan nilai tegangan dan periode dari sinyal yang diumpankan. Nilai tegangan (amplitudo, V) yang ditampilkan bervariasi dari satuan volt (V) hingga milivolt (mV). Sedangkan, nilai periode sinyal (time, T) ditampilkan mulai dari miliseconds (ms) hingga mikroseconds (µs).
Tombol yang menampilkan nilai tegangan adalah Volt/div, untuk tombol yang menampilkan nilai periode adalah Time/div. Satuan div adalah singkatan dari diversion (pembagian/kotak).
Tampilan layar osikoskop terbagi dalam kotak per kotak. Kotak arah vertikal menunjukkan nilai tegangan sinyal. Kotak arah horisontal menunjukkan nilai periode sinyal.

Pembacaan Kotak Arah Vertikal
Pembacaan arah vertikal pada osiloskop menunjukkan nilai tegangan (amplitudo) dari sinyal terukur yang dinyatakan dengan satuan Volt (V). Tiap kotak arahvertikal dinyatakan dalam 1 div yang berarti 1 Volt. Garis-garis kecil dalam kotak dinyatakan 0.2 div yang berarti 0.2 volt. Tampilan 1 kotak memuat 5 garis kecil sehingga :

1 kotak = 0.2 x 5 = 1 div  ; yang berarti 1 V.
Tombol Volt/div dimulai dari 5 volt/div, 2 volt/div, 1 volt/div, 0.5 volt/div, 0.2 volt/div, 0.1 volt/div, , 50 mvolt/div, 20 mvolt/div, 10 mvolt/div, 5volt/div.
1 mV =  V

Pembacaan tampilan sinyal dapat diuraikan sebagai berikut:
Jika diumpankan sinyal sinusoidal ke osiloskop pada kanal 1 (atau di kanal mana saja), tampilan sinyal memiliki amplitudo 1.4 volt dan tombol volt/div menunjukkan angka 5 volt/div  maka sinyal sinusoidal yang terukur adalah  :
Amplitudo sinyal terukur = 2x 5 = 10 volt/div….. gambar 1a

 Gambar 1.a Pembacaan Nilai Amplitudo Pada Layar Osiloskop
Pembacaan Kotak Arah Horisontal.

Jika tombol volt/div diputar ke nilai 2 volt/div, tampilan sinyal akan menunjukkan nilai tegangan yang semakin besar menjadi 5 volt sehingga nilai yang terukur adalah :
Amplitudo sinyal terukur = 5 x 2 = 10 volt/div   …… gambar 1b
Pembacaan nilai tegangan (amplitudo)sinyal dimulai dari nilai tegangan maksimum ke nilai tegangan minimum, seperti pada gambar di bawah ini :



Gambar 1.b Pembacaan Nilai Amplitudo Pada Layar Osiloskop
Pembacaan Kotak Arah Horisontal.

Pembacaan arah horisontal pada osiloskop menunjukkan nilai periode/waktu (time) dari sinyal terukur yang dinyatakan dengan satuan seconds (s). Tiap kotak arah horisontal dinyatakan dalam 1 div yang berarti 1 seconds (detik). Garis-garis kecil dalam kotak dinyatakan 0.2 div yang berarti 0.2 seconds. Tampilan 1 kotak memuat 5 garis kecil sehingga  : 

1 kotak = 0.2 x 5 = 1 div   ; yang berarti 1 seconds (s).
Tombol seconds/div dimulai dari 50 ms/div, 20ms/div, 10ms/div, 5 ms/div, 2 ms/div, 1 ms/div, 0.5 ms/div, 0.2 ms/div, 0.1 ms/div, 50µs/div , 20µs/div, 10µs/div,  5µs/div, 2µs/div, 1µs/div, 0.5 µs/div, 0.2 µs/div.

Pembacaan tampilan sinyal dapat diuraikan sebagai berikut:
Jika diumpankan sinyal sinusoidal ke osiloskop pada kanal 1 (atau di kanal mana saja), tampilan sinyal memiliki periode 1.6 seconds dan tombol time/div menunjukkan angka 50 ms/div maka sinyal sinusoidal yang terukur adalah  :
Periode sinyal terukur (T) = 1.6x 50 = 80 ms/div
1 ms =  s
1 µs =  s

Pada telekomunikasi, nilai T diubah menjadi nilai frekuensi (F) dimana :
F= hertz (Hz)
Maka frekuensi sinyal terukur dinyatakan :

                F=  = 0.0125 hertz (Hz) = 12.5 KHz …… gambar 2a

Jika tombol time/div diputar ke nilai 20 ms/div, tampilan sinyal akan menunjukkan nilai periode yang semakin renggang menjadi 4 seconds sehingga nilai yang terukur adalah :
Periode sinyal terukur = 4x 20 = 80 ms/div  ……… gambar 2b
Pembacaan nilai periode sinyal dimulai dari titik awal sinyal ke titik akhir sinyal seperti pada gambar di bawah ini :



Gambar 2.a Pembacaan Nilai Periode Pada Layar Osiloskop



Gambar 2.b Pembacaan Nilai Periode Pada Layar Osiloskop.



Untuk Lebih jelasnya silahkan subscribe akun youtube kami di TC World




Irawati Razak
Pengajar di Politeknik Negeri Ujung Pandang
Program Studi Teknik Telekomunikasi sejak tahun 1999

Comments

Popular posts from this blog

LOW PASS FILTER (LPF)

ANTENA PARABOLA

ANTENA WAJANBOLIC II